Mari Mengenal Oil Trading, Jual Beli Minyak Mentah dengan Modal HP

Minyak mentah merupakan salah satu jenis komoditas yang diperdagangkan secara luas di pasar global. Selain diperjualbelikan secara fisik, minyak mentah juga diperdagangkan di pasar non-fisik seperti emas. 

Perdagangan minyak mentah secara fisik dilakukan melalui ekspor dan impor antar negara dengan satuan barel. Sementara itu, perdagangan minyak mentah secara non-fisik dilakukan secara online melalui kontrak derivatif seperti CFD, yang tidak memerlukan penyerahan fisik.

Apa Itu Oil Trading?

Perdagangan minyak atau oil trading merupakan aktivitas jual beli instrumen turunan (derivatif) dari minyak bumi. Dalam hal ini, transaksi dilakukan secara online tanpa melibatkan penjualan fisik minyak. Jenis instrumen turunan yang umum diperdagangkan dalam oil trading adalah CFD, option, dan kontrak berjangka (futures).

Alasan mengapa minyak bumi diperdagangkan dalam bentuk instrumen derivatif adalah karena sumber daya alam ini terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Sementara itu, kebutuhan industri akan minyak bumi sangatlah tinggi. 

Dengan permintaan yang tinggi dan ketersediaan yang terbatas, fluktuasi harga minyak bumi menjadi sangat aktif dan fluktuatif. Oleh karena itu, minyak bumi dianggap sebagai jenis komoditas yang cocok untuk menciptakan peluang trading.

Cara Kerja Oil Trading

Kegiatan perdagangan minyak dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan dari fluktuasi harga. Keuntungan tersebut tidak hanya diperoleh ketika harga minyak naik, tetapi juga ketika harga minyak turun.

Dalam perdagangan minyak, seorang trader dapat membuka posisi beli (long) dan posisi jual (short). Keuntungan dalam perdagangan minyak akan bergantung pada keakuratan spekulasi mengenai apakah harga minyak akan naik atau turun.

Sebagai contoh, dalam perdagangan minyak pada CFD USOIL, apabila terdapat indikasi bahwa harga USOIL akan naik, maka tindakan yang tepat adalah membuka order beli USOIL dan menutupnya ketika harga telah meningkat secara signifikan.

Sebaliknya, apabila diperkirakan harga USOIL akan turun, maka keputusan yang menguntungkan adalah membuka order jual CFD USOIL dan menutupnya ketika harga telah turun.

Dalam kesimpulannya, keuntungan atau kerugian dalam perdagangan minyak ditentukan oleh harga minyak pada saat posisi ditutup.

Jenis Jenis Crude Oil dalam Oil Trading

Terdapat dua jenis minyak bumi yang umum dijadikan benchmark atau tolok ukur harga dalam oil trading dunia, yaitu West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Crude.

1. West Texas Intermediate  (WTI)

West Texas Intermediate (WTI) merujuk pada kategori minyak bumi yang diproduksi di Amerika Serikat dan dianggap sebagai acuan harga baik di pasar minyak AS maupun global. Pusat perdagangan WTI terletak di Cushing, Oklahoma dengan kapasitas penyimpanan mencapai 90 juta barel minyak. Selain itu, istilah WTI juga merujuk pada kontrak berjangka WTI Crude Oil yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX).

2. Brent Crude

Sementara itu, Brent Crude adalah jenis minyak bumi yang diproduksi dari campuran minyak dari 19 tambang yang terletak di Laut Utara (North Sea), Eropa. Seperti WTI, Brent Crude juga dijadikan sebagai acuan utama pada pasar minyak dunia, terutama di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Harga Brent Crude umumnya lebih tinggi dibandingkan harga WTI karena perbedaan lokasi geografis dan menjadi indikator harga minyak dunia pada cakupan yang lebih luas.

Faktor-faktor Mempengaruhi Harga Minyak

Naik-turunnya harga minyak bumi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti tingkat permintaan dan penawaran, nilai tukar dolar, stabilitas politik, hingga sentimen pasar.

1. Permintaan dan Penawaran

Seperti halnya dengan komoditas lainnya, faktor utama yang memengaruhi harga minyak adalah prinsip pasokan dan permintaan. Apabila permintaan minyak melebihi pasokan yang tersedia, maka harga minyak akan mengalami kenaikan.

Sebaliknya, jika pasokan minyak lebih banyak daripada permintaannya, maka harga minyak dunia akan mengalami penurunan.

2. Nilai Tukar Dolar

Harga minyak dunia diukur dalam USD. Oleh karena itu, apabila nilai dolar melemah, maka nilai tukar mata uang domestik akan menguat. Hal ini akan meningkatkan permintaan minyak dunia dan secara otomatis akan meningkatkan harga minyak.

Sebaliknya, apabila USD mengalami penguatan, maka nilai tukar domestik akan melemah dan harga minyak akan menjadi lebih mahal di negara-negara selain AS. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar dolar memiliki hubungan negatif terhadap harga minyak dunia.

3. Stabilitas Politik

Kondisi politik yang berdampak secara global dapat memengaruhi harga minyak dunia, seperti yang terjadi saat Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina beberapa waktu lalu. Hal ini disebabkan oleh pemberlakuan sanksi terhadap Federasi Rusia yang menghambat distribusi minyak dari negara tersebut, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Penurunan pasokan yang tidak diimbangi dengan penurunan permintaan membuat harga minyak semakin meningkat.

4. Sentimen Pasar

Sentimen yang terbentuk di pasar dapat memberikan dampak signifikan terhadap fluktuasi harga minyak. Sentimen pasar dapat dipengaruhi oleh hasil analisis dari para pengamat, yang kemudian memicu spekulasi dan mendorong para trader untuk segera menempatkan posisi mereka di pasar. Oleh karena itu, harga minyak dapat mengalami kenaikan atau penurunan yang signifikan tergantung pada sentimen pasar yang berhasil terbentuk.

sumber: https://www.startinvestasi.com/oil-trading/