15 Penyebab Loading Website Lambat dan Cara Ampuh Mengatasinya

Ketika website Anda loading-nya lambat, apa yang harus dilakukan? Pertanyaan ini sangat penting karena loading time website secara langsung mempengaruhi pengalaman pengguna (User Experience) saat mengunjungi situs Anda.
Bayangkan saat Anda mengunjungi sebuah website yang membutuhkan waktu lama untuk membuka halamannya, pasti Anda akan merasa frustrasi.
Sebagai pemilik website, memahami cara mempercepat loading website adalah hal yang wajib diketahui. Website merupakan platform yang memuat data dan informasi penting, dan kinerjanya harus lancar agar pengunjung tidak mengalami hambatan.
Ada banyak jenis website, mulai dari website berita, perusahaan, hingga lembaga pemerintah, dan semuanya memerlukan kinerja yang optimal.
Loading time yang lama dapat berdampak negatif pada kinerja website, termasuk konversi pembelian jika website tersebut menjual produk.
Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang menyebabkan loading website lambat adalah langkah awal yang penting sebelum memperbaikinya.
Apa Saja Pengaruh Kecepatan Loading Website atau Blog?
Kecepatan website merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan bisnis online. Website dengan performa yang baik akan memberikan pengalaman pengguna yang baik pula, sehingga meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Oleh karena itu, mempercepat loading website adalah langkah strategis yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan peringkat website.
Dengan mempercepat loading website, Anda dapat meningkatkan kepuasan pengguna dan membedakan diri dari kompetitor. Website yang cepat akan memberikan kesan yang baik, meningkatkan peringkat di mesin pencari, dan meningkatkan konversi.
Selain itu, kecepatan website juga mempengaruhi bounce rate, yaitu persentase pengguna yang meninggalkan website tanpa melakukan interaksi apa pun.
Beberapa efek positif dari kecepatan loading website yang baik adalah:
- Kesan website yang sempurna: Pengguna dapat mengakses semua halaman, fitur, dan informasi dengan lancar.
- Meningkatkan peringkat di mesin pencari: Google mempertimbangkan kecepatan website sebagai salah satu faktor peringkat.
- Meningkatkan konversi: Pengguna yang puas dengan kecepatan website lebih mungkin untuk melakukan konversi.
- Mengurangi bounce rate: Pengguna yang tidak sabar menunggu website yang lambat akan meninggalkan website.
Dengan demikian, mempercepat loading website adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas dan peringkat website. Setelah memahami pentingnya kecepatan website, saatnya untuk mempelajari cara mempercepat loading website dan meningkatkan kinerja website Anda.
Tools untuk Mengetahui Kecepatan Loading Website atau Blog
Setelah memahami bahwa kecepatan loading sebuah website berpengaruh terhadap banyak hal, saatnya kita mengetahui bagaimana cara mengukur kecepatan loading website atau blog. Berikut ini tools yang bisa Anda gunakan:
1. Google Page Speed Insight
Google PageSpeed Insights (GPI) adalah sebuah layanan gratis yang disediakan oleh Google untuk menganalisis seberapa cepat halaman web Anda dimuat. Alat ini memberikan skor dan rekomendasi yang sangat detail untuk meningkatkan kecepatan website Anda. Dengan menggunakan Google PageSpeed Insights, Anda dapat mengidentifikasi bagian mana dari website Anda yang perlu dioptimasi agar dapat memuat lebih cepat.
Apa saja yang diukur oleh Google PageSpeed Insights? Google PageSpeed Insights mengukur berbagai metrik kinerja website, di antaranya:
- First Contentful Paint (FCP): Waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan elemen visual pertama pada halaman.
- Speed Index: Ukuran seberapa cepat seluruh konten terlihat pada halaman.
- Time to Interactive (TTI): Waktu yang dibutuhkan hingga halaman sepenuhnya dapat berinteraksi dengan pengguna.
- First Meaningful Paint (FMP): Waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan konten utama halaman.
- First CPU Idle: Waktu ketika browser selesai melakukan pekerjaan berat dan siap merespons input pengguna.
- Estimated Input Latency: Estimasi waktu yang dibutuhkan browser untuk merespons input pengguna.
- Largest Contentful Paint (LCP): Waktu yang dibutuhkan elemen visual terbesar pada halaman untuk menjadi terlihat.
- Total Blocking Time (TBT): Total waktu selama halaman tidak dapat merespons input pengguna.
- Cumulative Layout Shift (CLS): Ukuran visual stabilitas halaman saat loading.
Bagaimana cara menggunakan Google PageSpeed Insights? Menggunakan Google PageSpeed Insights sangat mudah. Anda hanya perlu mengunjungi https://pagespeed.web.dev/ kemudian memasukkan URL website Anda ke dalam kotak pencarian yang disediakan.
Google PageSpeed Insights kemudian akan menganalisis website Anda dan memberikan laporan lengkap beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Berikut ini adalah manfaat menggunakan Google PageSpeed Insights:
- Mengidentifikasi masalah kinerja: Google PageSpeed Insights akan mendiagnosis secara detail bagian mana dari website Anda yang menyebabkan loading lambat.
- Mendapatkan rekomendasi yang spesifik: Google PageSpeed Insights akan memberikan saran yang jelas dan mudah dipahami untuk memperbaiki kinerja website Anda.
- Meningkatkan pengalaman pengguna: Dengan website yang lebih cepat, pengunjung Anda akan lebih puas dan kemungkinan untuk kembali lagi akan lebih besar.
- Meningkatkan peringkat di mesin pencari: Website yang cepat cenderung memiliki peringkat yang lebih baik di hasil pencarian Google.
2. Lighthouse
Lighthouse adalah alat audit gratis yang dikembangkan oleh Google untuk membantu Anda meningkatkan kualitas website Anda. Alat ini seperti seorang inspektur yang akan memeriksa berbagai aspek website Anda, mulai dari kecepatan loading, kemudahan akses, hingga optimasi untuk mesin pencari. Dengan laporan yang detail, Lighthouse akan memberikan rekomendasi yang jelas untuk memperbaiki kinerja website Anda.
Berikut ini cara menggunakan Lighthouse di web browser Google Chrome Anda:
- Buka Google Chrome: Pastikan Anda menggunakan browser Google Chrome.
- Akses DevTools: Tekan Ctrl+Shift+I (Windows, Linux) atau Cmd+Opt+I (Mac) untuk membuka Chrome DevTools.
- Cari Tab Lighthouse: Di dalam DevTools, cari tab “Lighthouse”.
- Jalankan Audit: Klik tombol “Generate report” atau “Analyze Page Load”. Tunggu beberapa saat hingga Lighthouse selesai menganalisis website Anda.
Setelah proses audit selesai, Lighthouse akan menampilkan laporan yang terdiri dari beberapa kategori:
- Performance: Menilai seberapa cepat halaman web Anda dimuat. Metrik yang digunakan sama dengan Google PageSpeed Insights.
- Accessibility: Mengevaluasi seberapa mudah website Anda diakses oleh semua pengguna, termasuk pengguna dengan disabilitas.
- Best Practices: Memberikan rekomendasi untuk mengikuti praktik terbaik dalam pengembangan web.
- SEO: Menilai seberapa baik website Anda dioptimasi untuk mesin pencari.
- PWA: Mengevaluasi sejauh mana website Anda memenuhi kriteria sebagai Progressive Web App (aplikasi web yang memiliki fitur seperti aplikasi native).
Lighthouse memberikan skor dari 0 hingga 100 untuk setiap kategori. Semakin tinggi skornya, semakin baik kinerja website Anda. Secara umum, skor di atas 90 dianggap sangat baik.
Berikut ini ada beberapa tips tambahan dalam menggunakan Lighthouse:
- Fokus pada Skor Rendah: Prioritaskan memperbaiki kategori yang memiliki skor terendah terlebih dahulu.
- Implementasikan Rekomendasi: Ikuti rekomendasi yang diberikan oleh Lighthouse secara bertahap.
- Ulangi Audit Secara Berkala: Lakukan audit secara berkala untuk memantau perkembangan kinerja website Anda.
3. GTMetrix
Selain Google PageSpeed Insights dan Lighthouse, ada satu lagi alat yang sangat berguna untuk mengukur dan meningkatkan kecepatan loading website Anda, yaitu GTMetrix.
GTMetrix menawarkan fitur-fitur yang lebih lengkap dan tampilan yang lebih user-friendly, sehingga sangat cocok bagi pemilik website yang ingin mendapatkan analisis yang mendalam tentang kinerja website mereka.
Apa alasan Anda perlu menggunakan GTMetrix?
- Analisis yang Mendalam: GTMetrix tidak hanya memberikan skor, tetapi juga memberikan penjelasan yang detail mengenai apa yang menyebabkan website Anda lambat dan solusi yang dapat Anda lakukan untuk memperbaikinya.
- Fitur Notifikasi: Fitur “Alert: Page is Slow” akan memberitahu Anda jika kecepatan website Anda menurun, sehingga Anda dapat segera mengambil tindakan.
- Pengujian Multi-Device: GTMetrix memungkinkan Anda menguji kecepatan website Anda pada berbagai perangkat dan lokasi yang berbeda, sehingga Anda dapat memastikan bahwa website Anda dapat diakses dengan cepat oleh semua pengguna.
- Fokus pada Web Vitals: GTMetrix memberikan perhatian khusus pada Web Vitals, yaitu metrik yang digunakan oleh Google untuk menilai pengalaman pengguna di website.
Kemudian hasil analisis GTMetrix akan disajikan dalam beberapa kategori:
- GTMetrix Grade: Skor keseluruhan kinerja website Anda, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk huruf (A, B, C, atau D).
- Performance: Menilai kecepatan loading halaman, optimalisasi gambar, dan efisiensi pemuatan sumber daya lainnya.
- Structure: Menganalisis struktur HTML halaman web dan memberikan saran untuk perbaikan.
- Web Vitals: Mengevaluasi tiga metrik utama yang menentukan pengalaman pengguna, yaitu:
- Largest Contentful Paint (LCP): Waktu yang dibutuhkan elemen visual terbesar pada halaman untuk dimuat sepenuhnya.
- Total Blocking Time (TBT): Waktu yang harus ditunggu pengguna sebelum dapat berinteraksi dengan halaman.
- Cumulative Layout Shift (CLS): Ukuran ketidakstabilan visual halaman saat dimuat.
Dengan fitur-fitur yang lengkap dan laporan yang mudah dipahami, GTMetrix dapat membantu Anda mengidentifikasi masalah-masalah kinerja, memberikan solusi yang konkret, dan memastikan bahwa website Anda selalu tampil optimal di mata pengunjung.
Beberapa tips tambahan untuk menggunakan GTMetrix:
- Gunakan GTMetrix secara rutin: Lakukan analisis secara berkala untuk memantau perkembangan kinerja website Anda.
- Prioritaskan perbaikan berdasarkan rekomendasi: Fokus pada memperbaiki masalah yang memiliki dampak terbesar pada kecepatan loading.
- Bandingkan hasil dengan alat lain: Gunakan GTMetrix bersama dengan alat lain seperti Google PageSpeed Insights dan Lighthouse untuk mendapatkan perspektif yang lebih lengkap.
15 Penyebab Website Lambat dan Cara Ampuh Mengatasinya
Ada banyak hal yang bisa membuat website menjadi lambat untuk Anda perhatikan. Mari kita bahas apa saja yang menjadi penyebab website lambat secara detail!
1. Tidak Pernah Melakukan Update Versi WordPress
WordPress merupakan salah satu CMS paling populer dan banyak digunakan untuk membangun berbagai jenis website, termasuk situs bisnis. Namun, masih banyak pengguna yang enggan memperbarui WordPress ke versi terbaru, padahal ini bisa berdampak buruk terhadap performa website mereka.
Salah satu efek negatif dari penggunaan versi lama adalah menurunnya kecepatan loading.
Setiap pembaruan WordPress umumnya menghadirkan perbaikan bug, peningkatan keamanan, serta optimalisasi performa yang dapat membuat website lebih cepat dan stabil.
Jika tetap bertahan dengan versi lama, situs bisa menjadi lebih lambat, rentan terhadap serangan siber, dan kurang kompatibel dengan fitur atau plugin terbaru.
Agar website tetap berjalan optimal, pastikan selalu memperbarui WordPress ke versi terbaru. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Periksa Pembaruan Secara Berkala – Masuk ke dashboard WordPress dan buka menu Dasbor > Pembaruan untuk mengecek apakah ada versi terbaru yang tersedia.
- Backup Data Sebelum Update – Gunakan plugin seperti UpdraftPlus atau All-in-One WP Migration untuk mencadangkan website sebelum memperbarui, sehingga bisa dipulihkan jika terjadi kendala.
- Perbarui Tema dan Plugin – Jangan lupa untuk memperbarui tema dan plugin agar tetap kompatibel dengan versi terbaru WordPress.
- Gunakan PHP Versi Terbaru – Pastikan server hosting menggunakan versi PHP terbaru untuk performa yang lebih cepat dan stabil.
Dengan selalu menggunakan versi terbaru dari WordPress dan ekosistemnya, website akan lebih cepat, aman, dan berjalan dengan lebih efisien.
2. Konfigurasi yang Tidak Sesuai
Setelah sebuah website selesai dibuat, langkah berikutnya adalah melakukan berbagai konfigurasi agar kinerjanya semakin optimal. Penyesuaian ini bisa mencakup pengaturan server, optimasi cache, penyesuaian plugin, hingga pengelolaan database.
Jika dilakukan dengan benar, website bisa berjalan lebih cepat dan efisien. Namun, kesalahan dalam proses konfigurasi justru dapat memperlambat loading website, bahkan berpotensi menyebabkan error yang mengganggu pengalaman pengguna.
Kesalahan konfigurasi bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pengaturan cache yang tidak tepat, penggunaan plugin yang bertabrakan satu sama lain, atau pemilihan setting server yang tidak sesuai dengan kebutuhan website.
Akibatnya, alih-alih meningkatkan performa, website malah menjadi lebih lambat dan sulit diakses.
Untuk menghindari kesalahan konfigurasi yang bisa memperlambat website, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Gunakan Pengaturan Default yang Direkomendasikan – Sebelum mengubah pengaturan teknis, pastikan Anda memahami fungsi setiap opsi yang diubah. Jika ragu, gunakan pengaturan bawaan yang disarankan oleh penyedia hosting atau CMS.
- Periksa Pengaturan Cache dengan Teliti – Menggunakan sistem caching seperti LiteSpeed Cache, WP Rocket, atau W3 Total Cache sangat membantu meningkatkan kecepatan website. Namun, konfigurasi yang salah bisa menyebabkan halaman tidak dimuat dengan benar.
- Hindari Terlalu Banyak Plugin yang Bertumpuk – Plugin yang tidak kompatibel atau memiliki fungsi serupa bisa saling bertabrakan dan menyebabkan error. Hanya gunakan plugin yang benar-benar dibutuhkan.
- Cek Log Error Secara Berkala – Jika website mengalami masalah, periksa log error yang tersedia di cPanel atau melalui plugin debugging untuk menemukan kesalahan konfigurasi dengan lebih cepat.
- Gunakan Bantuan Profesional Jika Diperlukan – Jika tidak yakin dengan pengaturan yang dilakukan, mintalah bantuan developer atau penyedia hosting untuk memastikan konfigurasi sudah benar.
Dengan melakukan konfigurasi yang tepat, website akan berjalan lebih cepat, lebih stabil, dan terhindar dari error yang mengganggu.
3. Buruknya Performa Server Website atau Blog
Salah satu faktor utama yang memengaruhi kecepatan website adalah performa server. Server berperan dalam menyimpan semua data website serta menangani permintaan dari setiap pengunjung.
Jika server yang digunakan memiliki kinerja buruk, maka website akan mengalami loading yang lambat, bahkan bisa mengalami downtime yang mengganggu pengalaman pengguna.
Ada dua faktor utama yang sering menjadi penyebab buruknya performa server.
Pertama, jenis server yang digunakan. Saat ini, Apache masih menjadi salah satu server web yang paling populer, tetapi ada alternatif lain yang menawarkan performa lebih baik, seperti LiteSpeed.
Berdasarkan uji coba kecepatan, LiteSpeed terbukti 84% lebih cepat dibandingkan Apache, sehingga dapat meningkatkan performa website secara signifikan.
Faktor kedua adalah lokasi server. Semakin jauh lokasi server dari target pengunjung, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memproses permintaan data.
Misalnya, jika mayoritas pengunjung website berasal dari Indonesia tetapi server berada di luar negeri, maka latency akan lebih tinggi dan memperlambat akses website.
Untuk memastikan performa server tetap optimal dan website berjalan dengan cepat, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
- Gunakan Server dengan Performa Tinggi – Jika memungkinkan, pilih server dengan teknologi LiteSpeed atau NGINX yang lebih efisien dalam menangani traffic tinggi.
- Pilih Lokasi Server yang Dekat dengan Target Pengunjung – Jika mayoritas pengunjung berasal dari Indonesia, sebaiknya gunakan server yang berlokasi di Indonesia untuk mengurangi waktu akses.
- Gunakan Content Delivery Network (CDN) – CDN seperti Cloudflare atau BunnyCDN dapat membantu menyimpan salinan konten website di berbagai lokasi server global, sehingga mempercepat akses bagi pengguna dari berbagai wilayah.
- Pastikan Spesifikasi Hosting Memadai – Jika website memiliki banyak pengunjung, gunakan VPS atau Cloud Hosting agar mendapatkan sumber daya server yang lebih besar dibandingkan shared hosting.
- Monitor Performa Server Secara Berkala – Gunakan tools seperti GTmetrix, Pingdom, atau Google PageSpeed Insights untuk mengevaluasi kecepatan website dan menemukan potensi masalah pada server.
Dengan memilih server yang tepat dan menyesuaikan lokasi dengan target pengunjung, kecepatan website bisa meningkat secara drastis, sehingga memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan mendukung performa SEO.
4. Belum Mengaplikasikan CDN pada Website
Salah satu alasan mengapa website masih terasa lambat adalah karena belum memanfaatkan Content Delivery Network (CDN). Padahal, CDN memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan kecepatan akses website dengan mendistribusikan data melalui jaringan server global.
Namun, masih banyak pemilik website yang belum menggunakan layanan ini, mungkin karena belum memahami cara kerjanya atau manfaatnya.
Secara sederhana, CDN (Content Delivery Network) adalah kumpulan server yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh dunia. Fungsi utama CDN adalah menyimpan salinan data website di beberapa server, sehingga saat ada pengunjung mengakses website, data akan dikirimkan dari server yang paling dekat dengan lokasinya.
Sebagai contoh, jika sebuah website menggunakan server yang berlokasi di Amerika tetapi pengunjungnya berasal dari Indonesia, maka tanpa CDN, seluruh permintaan data harus melewati jarak yang jauh.
Ini menyebabkan peningkatan latency, atau keterlambatan dalam memuat halaman. Selain itu, beban pada satu server utama juga bisa menjadi lebih berat, yang akhirnya memperlambat performa website secara keseluruhan.
Agar website lebih cepat dan stabil, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Gunakan Layanan CDN – Beberapa layanan CDN populer yang bisa digunakan adalah Cloudflare, BunnyCDN, KeyCDN, atau Akamai.
- Aktifkan Caching pada CDN – CDN tidak hanya mendistribusikan data tetapi juga menyimpan cache dari halaman website, sehingga mempercepat waktu pemuatan.
- Pilih CDN dengan Server Terdekat – Jika target pengunjung berasal dari Indonesia, pastikan CDN yang dipilih memiliki server di Asia atau Indonesia agar waktu akses lebih cepat.
- Gunakan CDN Gratis atau Berbayar Sesuai Kebutuhan – Cloudflare, misalnya, menyediakan layanan CDN gratis yang sudah cukup membantu, tetapi jika website memiliki trafik tinggi, menggunakan CDN berbayar bisa memberikan performa yang lebih baik.
Dengan mengaktifkan CDN, website akan lebih cepat, mengurangi beban server utama, dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, terutama bagi pengunjung dari berbagai lokasi.
5. Tidak Mengotimasi Gambar dengan Baik
Gambar memainkan peran penting dalam sebuah website, baik sebagai elemen estetika maupun sebagai pendukung informasi agar lebih mudah dipahami oleh pengunjung. Namun, penggunaan gambar yang tidak dioptimasi dapat menjadi penyebab utama lambatnya loading website.
Banyak pemilik website yang menggunakan gambar dengan resolusi tinggi agar terlihat lebih profesional dan menarik.
Sayangnya, ukuran file yang besar dapat menghabiskan bandwidth yang lebih besar serta memperberat kerja server, yang akhirnya berdampak pada penurunan kecepatan website.
Selain itu, format gambar juga memiliki pengaruh besar terhadap performa website. Misalnya, gambar dalam format PNG dan GIF biasanya memiliki ukuran lebih besar dibandingkan format lain seperti JPEG atau WebP, sehingga memperlambat proses pemuatan halaman.
Agar website tetap cepat tanpa mengorbankan kualitas gambar, berikut beberapa langkah optimasi yang bisa dilakukan:
- Gunakan Format Gambar yang Tepat – Gunakan JPEG atau WebP untuk gambar yang memiliki banyak warna, sedangkan PNG hanya digunakan untuk gambar dengan transparansi. WebP sangat direkomendasikan karena memiliki ukuran lebih kecil dengan kualitas tetap terjaga.
- Kompres Gambar Sebelum Mengunggah – Gunakan tools seperti TinyPNG, ImageOptim, atau Squoosh untuk mengurangi ukuran gambar tanpa mengorbankan kualitasnya.
- Gunakan Plugin Optimasi Gambar – Jika menggunakan WordPress, plugin seperti Smush, ShortPixel, atau Imagify dapat membantu mengoptimasi gambar secara otomatis saat diunggah.
- Aktifkan Lazy Loading – Lazy loading memungkinkan gambar dimuat hanya saat pengunjung menggulir ke bagian halaman yang menampilkan gambar tersebut, sehingga mempercepat waktu muat awal website. Fitur ini bisa diaktifkan melalui plugin seperti WP Rocket atau Autoptimize.
- Gunakan CDN untuk Gambar – Menggunakan CDN khusus gambar seperti Cloudflare Image Optimization atau BunnyCDN dapat membantu mempercepat pemuatan gambar dari lokasi server terdekat dengan pengunjung.
Dengan mengoptimasi gambar sebelum diunggah dan menggunakan teknik yang tepat, website akan lebih ringan, cepat, dan tetap menarik secara visual tanpa mengorbankan performa.
6. Ukuran Database yang Terlalu Besar
Database merupakan komponen penting dalam sebuah website, terutama bagi website berbasis WordPress, di mana hampir semua data, seperti postingan, komentar, pengaturan, dan plugin, tersimpan di dalamnya.
Namun, seiring waktu, database bisa membesar secara signifikan jika tidak dikelola dengan baik.
Beberapa penyebab membengkaknya database seperti terlalu banyak postingan lama, data revisi post, komentar spam, serta file di trash yang belum dihapus.
Selain itu, plugin yang sudah tidak digunakan tetapi belum dihapus juga masih meninggalkan data di database, sehingga memperlambat proses query dan berdampak pada kecepatan website.
Jika database terlalu besar, maka setiap kali pengunjung mengakses website, server akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil data yang diperlukan. Ini dapat menyebabkan waktu loading website menjadi lebih lama, terutama bagi website dengan traffic tinggi.
Untuk menjaga agar database tetap ringan dan website tetap cepat, lakukan langkah-langkah berikut:
- Hapus Data yang Tidak Diperlukan – Secara rutin, hapus postingan di trash, revisi post lama, serta komentar spam yang tidak lagi dibutuhkan.
- Gunakan Plugin Optimasi Database – Plugin seperti WP-Optimize, WP-Sweep, atau Advanced Database Cleaner dapat membantu membersihkan database dengan mudah.
- Hapus Plugin yang Tidak Digunakan – Nonaktifkan dan hapus plugin yang tidak lagi diperlukan, karena beberapa plugin menyimpan data di database meskipun sudah dinonaktifkan.
- Batasi Revisi Post – WordPress secara default menyimpan banyak revisi dari setiap postingan. Anda bisa membatasi jumlah revisi dengan menginstal plugin.
- Gunakan Hosting dengan Database yang Cepat – Pastikan hosting yang digunakan memiliki SSD storage dan teknologi caching database agar proses pengambilan data lebih cepat.
Dengan melakukan optimasi database secara rutin, website akan lebih ringan, query ke database lebih cepat, dan performa website secara keseluruhan akan meningkat.
7. Adanya Render Blocking dari JavaScript
JavaScript memainkan peran penting dalam meningkatkan interaktivitas sebuah website, mulai dari animasi, efek transisi, hingga fitur dinamis seperti live chat atau popup.
Namun, jika tidak diatur dengan baik, JavaScript dapat menyebabkan render blocking, yang berarti browser harus memuat dan mengeksekusi skrip JavaScript sebelum dapat menampilkan halaman secara keseluruhan.
Akibatnya, waktu loading website menjadi lebih lama, terutama pada perangkat dengan spesifikasi rendah atau koneksi internet yang lambat.
Ketika JavaScript yang bersifat render-blocking berjalan, elemen penting dalam website seperti teks dan gambar mungkin tertunda dalam pemuatan, yang berpotensi menurunkan pengalaman pengguna.
Ini juga dapat berdampak buruk pada SEO, karena Google memperhitungkan kecepatan loading sebagai salah satu faktor peringkat.
Untuk mengatasi render blocking dari JavaScript, Anda bisa menerapkan beberapa teknik berikut:
- Gunakan “Defer” atau “Async” untuk JavaScript – Async memungkinkan JavaScript dimuat bersamaan dengan elemen lain tanpa menghambat proses rendering halaman. Defer: Memungkinkan JavaScript dieksekusi setelah seluruh HTML dimuat terlebih dahulu. Gunakan async untuk skrip yang tidak bergantung pada elemen lain dan defer untuk skrip yang perlu menunggu HTML selesai dimuat.
- Minimalkan dan Kombinasikan File JavaScript – Gunakan alat seperti Autoptimize, WP Rocket, atau Fast Velocity Minify untuk menggabungkan dan meminimalkan file JavaScript sehingga ukurannya lebih kecil dan lebih cepat dimuat
- Gunakan Lazy Loading untuk JavaScript yang Tidak Mendesak – Jika website memiliki banyak elemen dinamis seperti slider, chatbox, atau video, gunakan lazy loading untuk menunda pemuatan JavaScript yang tidak diperlukan saat halaman pertama kali dimuat.
- Gunakan Content Delivery Network (CDN) untuk JavaScript – Jika menggunakan pustaka JavaScript eksternal (seperti jQuery atau Bootstrap), lebih baik menggunakan versi yang di-hosting di CDN seperti cdnjs atau Google Hosted Libraries, sehingga dapat dimuat lebih cepat dari server terdekat dengan pengguna.
- Hindari Pemakaian JavaScript Berlebihan – Hanya gunakan JavaScript yang benar-benar diperlukan. Terlalu banyak skrip yang dijalankan secara bersamaan dapat memperlambat website dan mengurangi performa.
Dengan menerapkan optimasi ini, website akan lebih cepat, lebih responsif, dan memiliki pengalaman pengguna yang lebih baik tanpa mengorbankan fitur interaktif yang dibutuhkan.
8. Tidak Menggunakan Caching Secara Optimal
Caching adalah salah satu teknik penting dalam meningkatkan kecepatan website dengan menyimpan versi statis dari halaman web.
Dengan caching, browser atau server tidak perlu memproses ulang permintaan yang sama setiap kali pengguna mengunjungi website, sehingga mengurangi penggunaan bandwidth dan mempercepat waktu loading halaman.
Namun, banyak pemilik website yang tidak mengoptimalkan caching dengan benar, bahkan ada yang sama sekali tidak menerapkannya.
Akibatnya, setiap kali ada permintaan dari pengunjung, server harus mengambil data dari database, memprosesnya, dan menghasilkan halaman secara dinamis, yang tentunya memakan waktu lebih lama.
Selain itu, jenis caching yang digunakan juga sangat bergantung pada performa server yang digunakan. Jika server tidak memiliki konfigurasi caching yang baik, website tetap akan terasa lambat meskipun sudah menggunakan plugin caching.
Untuk memastikan caching bekerja secara optimal dan meningkatkan performa website, lakukan langkah-langkah berikut:
- Gunakan Plugin Caching – Jika menggunakan WordPress, plugin seperti WP Rocket, W3 Total Cache, WP Super Cache, atau LiteSpeed Cache dapat membantu mengoptimalkan caching dengan mudah.
- Aktifkan Browser Caching – Dengan mengaktifkan browser caching, elemen statis seperti gambar, CSS, dan JavaScript akan disimpan di browser pengguna, sehingga tidak perlu diunduh ulang saat mengunjungi halaman yang sama.
- Gunakan Object Caching untuk Database – Untuk website dengan banyak query ke database, seperti e-commerce atau forum, gunakan object caching dengan Redis atau Memcached untuk mempercepat pengambilan data.
- Aktifkan Server-Side Caching – Jika menggunakan hosting dengan LiteSpeed Web Server, aktifkan LiteSpeed Cache untuk mendapatkan kinerja terbaik. Jika menggunakan NGINX, bisa mengaktifkan FastCGI Cache.
- Gunakan Content Delivery Network (CDN) – CDN seperti Cloudflare, BunnyCDN, atau StackPath dapat membantu menyimpan cache di berbagai lokasi server global, sehingga mempercepat akses bagi pengunjung dari berbagai wilayah.
- Bersihkan Cache Secara Berkala – Meskipun caching sangat bermanfaat, terkadang file cache lama bisa menyebabkan website menampilkan versi lama atau error. Gunakan plugin caching yang memiliki fitur automatic cache purge agar cache diperbarui secara berkala.
Dengan menerapkan caching yang optimal, website akan lebih cepat, mengurangi beban server, dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
9. Tema yang Tidak Responsif dan Terlalu Berat
Pemilihan tema yang tepat sangat berpengaruh terhadap kecepatan website. Banyak pemilik website tergoda untuk menggunakan tema dengan tampilan yang kaya fitur, penuh animasi, dan efek visual yang menarik.
Namun, tanpa disadari, tema seperti ini sering kali memiliki kode yang kompleks, terlalu banyak elemen tambahan, serta file CSS dan JavaScript yang besar, yang akhirnya memperlambat waktu loading halaman.
Selain itu, beberapa tema premium atau gratisan yang kurang dioptimasi bisa menyertakan banyak fitur bawaan yang sebenarnya tidak selalu diperlukan.
Misalnya, fitur slider besar, efek paralaks, ikon-ikon berlebihan, atau font khusus yang membebani performa website.
Jika tidak dipilih dengan bijak, tema yang berat dapat menyebabkan proses rendering menjadi lebih lama, meningkatkan penggunaan memori server, dan memperburuk pengalaman pengguna.
Agar website tetap cepat tanpa mengorbankan tampilan yang menarik, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
- Pilih Tema yang Ringan dan Teroptimasi – Gunakan tema yang dikembangkan dengan fokus pada kecepatan dan performa, seperti: GeneratePress, Astra, OceanWP, Neve, dan Kadence. Tema-tema ini terkenal ringan dan memiliki performa cepat tanpa mengurangi fleksibilitas desain.
- Hindari Tema dengan Fitur Berlebihan – Pastikan hanya memilih tema yang menyediakan fitur yang benar-benar dibutuhkan. Jika ada fitur tambahan yang tidak dipakai, lebih baik gunakan plugin terpisah daripada memaksa tema yang memiliki banyak fitur bawaan.
- Minimalkan Penggunaan Animasi dan Efek Berlebihan – Beberapa efek seperti paralaks scrolling, slider berlebihan, dan hover effect kompleks dapat memperlambat kecepatan website. Pastikan hanya menggunakan efek yang benar-benar diperlukan.
- Optimalkan CSS dan JavaScript dari Tema – Gunakan plugin seperti Autoptimize atau WP Rocket untuk menggabungkan dan mengecilkan (minify) file CSS dan JavaScript dari tema agar lebih ringan.
- Gunakan Tema yang Mendukung Teknologi Modern – Pastikan tema mendukung teknologi seperti lazy loading, kode bersih, dan kompatibilitas dengan Gutenberg atau Elementor agar performa tetap maksimal.
Dengan memilih tema yang ringan dan dioptimasi dengan baik, website akan lebih cepat, responsif, dan tetap menarik tanpa mengorbankan pengalaman pengguna.
10. Terlalu Banyak Memasang Iklan dan Banner
Iklan adalah salah satu cara efektif untuk menghasilkan pendapatan dari website, terutama bagi website yang memiliki banyak pengunjung. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak, terlalu banyak iklan dapat menjadi penyebab utama lambatnya website.
Iklan yang dimuat dari berbagai sumber eksternal, seperti Google AdSense atau jaringan iklan lainnya, dapat memperlambat waktu pemuatan halaman karena mereka memerlukan waktu tambahan untuk memuat skrip iklan, gambar, atau video dari server pihak ketiga.
Selain itu, iklan yang terlalu banyak dapat mengganggu pengalaman pengguna, memperlambat permintaan data ke server, dan bahkan menyebabkan website terasa berat untuk diakses, terutama pada perangkat mobile atau dengan koneksi internet yang lambat.
Iklan yang muncul secara otomatis juga dapat memperburuk masalah ini karena mempengaruhi penggunaan bandwidth dan memperpanjang waktu loading.
Untuk mengoptimalkan penggunaan iklan di website dan menghindari masalah performa, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
- Batasi Jumlah Iklan – Hindari penggunaan iklan yang berlebihan pada halaman utama dan halaman lain yang paling sering diakses. Cobalah untuk menjaga keseimbangan antara konten dan iklan, agar website tetap terlihat rapi dan tidak membebani pengunjung.
- Gunakan Iklan yang Tidak Menghalangi Konten Utama – Hindari iklan pop-up, interstitial, atau banner besar yang menutupi konten dan memperburuk pengalaman pengguna. Gunakan iklan yang lebih ringan dan tidak mengganggu alur konten.
- Gunakan Lazy Loading untuk Iklan – Pastikan iklan hanya dimuat ketika pengunjung menggulir halaman ke area yang memuat iklan tersebut. Ini akan mengurangi beban pada proses pemuatan awal halaman. Banyak plugin caching dan optimasi, seperti WP Rocket, menyediakan pengaturan untuk lazy load iklan.
- Gunakan Format Iklan yang Ringan – Pilih format iklan yang lebih efisien dalam hal penggunaan bandwidth dan ukuran file, seperti text ads atau iklan berbasis gambar ringan. Hindari penggunaan iklan berbasis video atau elemen grafis berat yang bisa memperlambat loading.
- Gunakan Server Iklan Cepat – Pilih jaringan iklan atau server yang memiliki performa tinggi dan server terdekat dengan lokasi pengunjung Anda. Gunakan Content Delivery Network (CDN) untuk memastikan iklan dimuat lebih cepat.
Dengan mengelola iklan secara bijak dan mengoptimalkan pemuatan iklan, website Anda tetap dapat menghasilkan pendapatan tanpa mengorbankan kecepatan dan pengalaman pengguna.
11. Terlalu Banyak Memasang Plugin yang Tidak Dibutuhkan
Bagi pengguna WordPress, plugin adalah cara yang mudah dan efektif untuk menambah fitur dan fungsionalitas pada website tanpa harus menulis kode dari awal. Namun, banyak pemilik website tidak menyadari bahwa penggunaan plugin yang berlebihan dapat memperburuk kinerja website secara signifikan.
Setiap plugin yang diinstal akan mengonsumsi resource server, mempengaruhi kecepatan loading, dan menambah waktu eksekusi PHP serta mengakses database. Bahkan plugin yang tidak aktif atau jarang digunakan pun tetap dapat menambah beban pada website.
Selain itu, plugin yang tidak teroptimasi atau yang tidak kompatibel dengan versi WordPress atau plugin lainnya bisa menyebabkan konflik atau bahkan memperlambat website secara drastis.
Terlalu banyak plugin yang aktif, terutama yang memiliki fungsi yang serupa, juga dapat menyebabkan overhead yang memperburuk performa website secara keseluruhan.
Untuk memastikan website tetap cepat meskipun menggunakan plugin, lakukan langkah-langkah berikut:
- Hapus Plugin yang Tidak Digunakan – Secara rutin, hapus plugin yang tidak diperlukan atau sudah tidak aktif lagi. Bahkan plugin yang dinonaktifkan tetap bisa menambah beban pada server.
- Batasi Penggunaan Plugin – Gunakan hanya plugin yang benar-benar dibutuhkan untuk website. Hindari menginstal plugin yang menambah fungsionalitas yang sama, seperti plugin SEO atau plugin cache yang saling tumpang tindih.
- Pilih Plugin yang Ringan dan Teroptimasi – Pilih plugin dengan performa yang baik, yang tidak membebani server atau meningkatkan waktu loading secara signifikan. Plugin populer seperti WP Rocket, Yoast SEO, atau Elementor sudah teroptimasi untuk kecepatan.
- Perbarui Plugin Secara Teratur – Pastikan semua plugin selalu diperbarui ke versi terbaru agar tidak ada kerentanannya dan kinerjanya tetap optimal.
- Gunakan Fitur Bawaan daripada Plugin – Jika memungkinkan, manfaatkan fitur bawaan WordPress atau tema yang Anda pilih untuk menghindari instalasi plugin tambahan. Banyak tema sudah memiliki built-in features yang dapat menggantikan plugin pihak ketiga.
- Gunakan Plugin Caching dan Optimasi – Gunakan plugin caching seperti WP Rocket atau W3 Total Cache untuk mengurangi beban server dan mempercepat proses pemuatan halaman.
Dengan mengurangi jumlah plugin yang digunakan dan memilih plugin yang teroptimasi, website Anda akan tetap berjalan dengan lancar, cepat, dan efisien tanpa membebani server.
Kesimpulan
Kecepatan website adalah faktor krusial yang memengaruhi pengalaman pengguna, SEO, dan konversi. Penyebab utama lambatnya website dapat bervariasi, mulai dari penggunaan versi lama WordPress hingga tema yang berat.
Salah satu langkah pertama yang dapat Anda ambil adalah memperbarui versi WordPress dan memastikan semua plugin dan tema teroptimasi dengan baik.
Caching yang tidak optimal juga dapat memperlambat website, jadi pastikan Anda menggunakan teknik caching yang tepat, baik di sisi server maupun browser.
Selain itu, pemilihan server yang tepat dan penggunaan CDN dapat membantu mempercepat waktu pemuatan, terutama jika target audiens Anda tersebar di berbagai wilayah.
Ukuran gambar dan database yang besar sering kali menjadi beban, oleh karena itu pastikan gambar dioptimasi dan database dibersihkan dari data yang tidak diperlukan.
Penting juga untuk tidak terlalu bergantung pada iklan yang dapat memperlambat website, serta menghindari penggunaan plugin yang berlebihan.
Pilih plugin yang benar-benar dibutuhkan dan pastikan tema yang digunakan ringan namun tetap menarik. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor ini, Anda dapat meningkatkan kecepatan website secara signifikan, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, dan mencapai tujuan bisnis yang lebih sukses.
15 Penyebab Loading Website Lambat dan Cara Ampuh Mengatasinya
Artikel Lainnya

Saat ini metode pembayaran PayLater seolah menjadi favorit banyak orang. Fitur ini bisa Anda jumpai dengan mudah dan salah satunya lewat aplikasi PayLater. PT Caturnusa Sejahtera Finance merupakan per...

Seri iPhone 15 menghadirkan sejumlah fitur baru yang menarik. Namun, terdapat fakta bahwa beberapa fitur tersebut telah terlebih dahulu ditemukan pada perangkat HP Android. Mengutip Android Authorit...

Bunda, jangan sembarangan memilih makanan untuk si kecil ya. Ada begitu banyak pilihan makanan bayi di pasaran, tapi Bunda harus selektif dalam memilih. Selain memperhatikan kandungan gizi, pastikan j...

Dalam era digital yang semakin pesat, memiliki website telah menjadi keharusan bagi setiap bisnis untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas. Cara memilih nama domain untuk toko online atau bisn...
Saat ini belum tersedia komentar